Langsung ke konten utama

Krisis Interaksi Sosial Di Era pandemi COVID-19


Krisis Interaksi Sosial Di Era pandemi COVID-19

Oleh: Emylia Vivian Firdaus

            Kita sedang dihadapkan dengan bencana penyebaran COVID-19 yang telah merenggut banyak nyawa terutama di Indonesia, sehingga, Di era pandemi masyarakat tentu mengalami gagap tradisi dengan adanya pembatasan kegiatan berkumpul, berintraksi, bahkan membentuk suatu tatanan baru.Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan satu sama lain,manusia membutuhkan interaksi sosial dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya : jika seseorang tidak memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru ,pasti ia akan bertanya kepada temannya untuk menjelaskan kembali,ataupun jika mereka memiliki masalah pasti mereka membutuhkan tempat untuk bercurhat ,terkadang juga mereka membutuhkan bantuan tetangga untuk melakuakan hal yang tidak bisa mereka lakukan seperti memperbaiki atap rumah yang bocor, membangun pos kamling, maupun membangun gapura dll. Interaksi sosial sangatlah penting karena merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan didalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto : Interaksi sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antara orang dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kecanggihan teknologi semakin meningkat, Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) di Era pandemi ini yang memaksa masyarakat lebih banyak tinggal di rumah , mengakibatkan interaksi sosial semakin menurun. Aspek lain yang menyebabkan interaksi sosial gagal terjadi ,menurut pendapat dari (Abdulsyani,2007) bahwa status dan peranan sosial merupakan unsur baku dalam startifikasi sosial.Startifikasi Sosial yaitu menempatkan seseorang atau sekelompok orang pada kedudukan tertentu yang tergambar dari hak dan kewajiban yang dimiliki,tingkat penghormatan yang diterima, dan kewenangan yang diakui.

Tidak akan terjadi perubahan interaksi sosial signifikan pascapandemi COVID-19 di Indonesia,meski sedikit friksi mungkin terjadi di tingkat akar rumput terkait dengan penerapan protocol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.“Kondisi saat ini, saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menjadi tensi sosial karena orang satu sama lain menjadi cenderung saling curiga, namun ,kondisi tersebut tidak akan sampai menimbulkan perubahan besar pada kebiasaan masyarakat dan menghadirkan kondisi yang baru yang disebut dengan new normal (normal baru).”kata akademisi Universitas Indonesia. Jadi setelah pandemi berakhir keadaan akan kembali seperti sedia kala. Interaksi sosial akan semakinn membaik seiring berjalannya waktu dan hilangnya virus  tersebut. PSBB dilakukan sebagai upaya  pencegahan penyebaran virus yang akan merenggut banyak sekali korban jiwa.

Sosiolog dari Universitas Nasional Sigit Rochadi juga mengatakan bahwa dampak sosial dikalangan warga yang tidak sampai kehilangan pekerjaan dan  tempat tinggal akibat wabah virus corona tidak akan signifikan,berbeda dengan mereka yang kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal,mereka harus melakukan penyesuaian. Walaupun begitu , mereka yang  tetap dapat bekerja dan memiliki penghasilan seperti biasanya,memiliki resiko yang sangatlah tinggi,dari segi perekonomian mungkin mereka tercukupi tetapi resiko kesehatan yang mereka tanggung juga sangat tinggi.

Akibat dari pandemi ini para pelajar dan mahasiswa diliburkan sampai batas waktu yang telah ditentukan,para pelajar tersebut tidak semata-mata diliburkan namun mereka diberikan kewajiban untuk belajar dirumah dengan menggunakan system daring yang memiliki dampak positif serta negative .dari sisi positif ,pelajar cenderung effort – less karena tidak perlu bangun pagi dan berangkat ke sekolah maupun kampus namun disisi lain pelajar maupun mahasiswa akan merasakan mata yang kelelahan akibat dari terlalu sering melihat laptop dan ponsel. penggunaan ponsel mempengaruhi interaksi remaja dan lingkungannya secara tatap muka atau secara langsung.menurut (Budyatna,2005),”munculnya penggunaan ponsel dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi  tatap muka”. Selain itu, banyak sekali pelajar yang memiliki kendala saat mengikuti pembelajaran secara online, seperti susahnya sinyal, kehabisan kuota, bahkan alat elektronik yang sudah tidak memadai.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa krisis interaksi sosial dipengaruhi oleh berbagai aspek yaitu dari status sosial,Penggunaan ponsel dll. Di era ini interaksi sosial semakin menurun. Aspek tersebut akan mengakibatkan silaturrahmi antara sesama makhluk sosial semakin menurun dan bisa jadi interaksi sosial akan hilang karena perkembangan teknologi yang semakin canggih perkembangannya.Jadi kita sebagai warga Negara Indonesia, sebagai kaum terpelajar dan intelektual sudah seharusnya berkontribusi dalam perbaikan bangsa ini. Mahasiswa yang berperan sebagai agent of change yaitu agen perubahan yang akan melakukan perubahan terhadap bangsa kearah yang lebih baik lagi. Memunculkan berbagai ide baru yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai masalah sosial.Mahasiswa juga dapat menjembatani atara donatur suatu program untuk mensejahterakan masyarakat karena banyak sekali masyarakat yang membutuhkan bantuan sehingga tidak terputusnya interaksi sosial yang semakin renggang yang disebabkan oleh wabah virus Corona.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA SCREENING DILAKSANAKAN SEBELUM PKD?

KEDIRI (rayonpmiialkindy.blogspot.com) Menjelang pelaksanaan Pelatihan Kader Dasar (PKD), Komisariat PMII Sunan Ampel Kediri 23-26 Maret 2017 panitia PKD melakukan screening kepada calon-calon peserta yang salah satunya di sekretariat Rayon PMII Al Kindy pada  kamis, 16 Maret 2017. Anggota Rayon PMII Al Kindy terlihat tegang dalam menjalani proses screening, mengingat terpenuhinya syarat dan ketentuan peserta PKD sangat menentukan kelulusan peserta untuk bisa melanjutkan proses pengkaderan dari MAPABA menuju PKD. Ketegangan mengerjakan ujian tulis *Sufiyana* Lalu mengapa screening dilakukan sebelum pelaksanaan PKD? Padahal 2 tahun terakhir screening dilaksanakan pada saat pelaksanaan PKD. Ketua SC PKD PMII Sunan Ampel Kediri 2016/2017 Sahabat M. Abdul Doni Rozak menjawab rasa penasaran para kader PMII yang sebelumnya pernah mengikuti PKD. “kita mencoba berkaca dari pelaksanaan PKD 2 tahun terakhir, panitia SC kewalahan dalam melakukan screening dan kurang fokus pada PKD, ...

PELANTIKAN PENGURUS RAYON PMII SUNAN AMPEL KEDIRI PERIODE 2018/2019

Pelantikan pengurus di sport center by:siedekdok Kediri (Rayonpmiialkindy.com). Pelantikan pengurus rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2018. Pelantikan ini diikuti oleh seluruh rayon PMII Sunan Ampel Kediri yaitu Rayon Abraham, Abu Nawas, Raden Said, Al Kindy, Senopati Abdurrahman Ad-Dakhil, dan Persiapan Psikologi. Dalam acara ini mengusung tema “Reformasi Sunan Ampel (Bersemilah Kader Sunan Ampel)”. Acara ini dilaksanakan di Gedung Sport Center Kampus 2 IAIN KEDIRI. Acara ini merupakan acara yang melibatkan seluruh rayon PMII dikawasan IAIN Kediri. Dengan adanya pelantikan ini diharapkan agar jiwa pergerakan dalam diri kader-kader kepengurusan PMII yang dilantik sehingga dapat menjalankan amanah dengan baik sesuai harapan agama, nusa, dan bangsa.  Suasana sakral sangat terasa di Gedung Sport Center Kampus 2 IAIN KEDIRI saat prosesi penyerahan mandat ketua rayon baru dan pelantikan pengurus rayon PMII Sunan Ampel Kediri....

Rayon Al Kindy Melaksanakan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8

KEDIRI (rayonpmiialkindy.logspot.com) 18 Juli 2016 pengurus Rayon Al Kindy dilantik. Sejak itu pula pengurus Rayon Al Kindy berproses di ranah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kemudian, dimulailah pelaksanaan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 yang akan membawa perubahan dalam proses Rayon Al Kindy pada kepengurusan selanjutnya. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 dilaksanakan di Dusun Pluncung, Desa Siman, Kecamatan Kepung tepatnya di rumah Sahabati Sinta Windia alumnus Rayon Al Kindy, 26-28 Mei 2017 dengan tema “ Bangun Tersentak dari Bumiku Subur Demi Terwujudnya Generasi Ulul Albab dalam Estafet Al Kindy yang Lebih Progresif & Inovatif”. Sahabat Anwar sedang menyampaikan motivasi berfikir kritis *Sufi* Pembukaan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 dilaksanakan setelah sholat Tarawih berjamaah, mengingat besok sudah tanggal 1 Ramadhan. Partisipasi dari anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam pelaksanaan Rapat Tahunan Anggota Ray...