Langsung ke konten utama

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Back to Campus

(rayonpmiialkindy.blogspot.com) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Back to Campus sudah digalakkan sejak Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terbentuk, terlebih setelah masa Orde Lama PMII semakin gempar di ranah kampus.  Identitas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus dibuktikan melalui tindakan bukan sekedar ilusi. Kampus adalah sahabat baik Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai miniatur negara dan miniatur pembelajaran yang menyuplai banyak pengalaman yang siap dikelola. Kesempatan baik tidak boleh disia-siakan oleh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Diklat makalah oleh Rayon PMII Al Kindy *Sufi*

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Sahabat Aminuddin Ma’ruf kampus merupakan lapangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dimana kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang bermain di dalamnya. Jika tidak ada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bagaimana kampus akan hidup? Hal tersebut sama dengan lapangan yang tidak terurus, kosong tanpa pemain. Pemain yang dimaksud adalah kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang semangat dan serius berproses sesuai perannya seperti: Dewan Eklusif Mahasiswa (DEMA), Unit kegiatan Kampus (UKM) maupun perannya sebagai mahasiswa di jurusannya masing-masing.  Kampus merupakan lautan ilmu yang harus digali oleh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sebagai mahasiswa yang sedang berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kesempatan untuk menambah pengetahuan sangat terbuka lebar di kampus, kesempatan tersebut harus dimanfaatkan dengan baik, sebagai upaya memperkaya ilmu yang nantinya akan diaplikasikan kepada masyarakat luas.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus mampu mengonsep amar ma’ruf nahi munkar untuk mencetak kader Ulul Albab. Di kampus, ada banyak kesempatan untuk menerapkan amar ma’ruf nahi munkar. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tidak boleh diam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus bergerak. Kritis dalam menghadapi kemunkaran dan berani meleluasakan amar ma’ruf di lingkungan kampus. Satu hal yang wajib di ingat oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah jangan merasa bangga dengan existensi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Karena hari ini, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) masih belajar menyiapkan diri untuk siap bergerak bersama masyarakat. Setelah lulus, pengabdian yang sesungguhnya baru akan dimulai. Mahasiswa dipandang memiliki ilmu yang tinggi oleh masyarakat. Sebuah kewajiban bagi kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk mewujudkan abdinya kepada masyarakat. Ada banyak harapan masyarakat yang bisa diwujudkan oleh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Back to Campus. Mahasiswa yang beridentitas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dapat mengadakan kegiatan-kegiatan praktis yang kreatif seperti diskusi-diskusi di luar kelas, mengadakan kegiatan-kegiatan tertentu, bisa pelatihan, peringatan hari besar, seminar dsb. Selain itu kegiatannya pun bisa dilakukan di hari minggu, jika biasanya kampus sangat sepi di hari minggu, maka minggu akan menjadi weekend yang menyenangkan jika diisi dengan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan tentunya juga bermanfaat. Tidak hanya di luar kelas tetapi juga ketika di dalam kelas mahasiswa yang memiliki identitas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus bisa menjadi panutan kelas, ilmu-ilmu yang telah diperoleh bersama dengan sahabat dan sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dapat diterapkan di dalam kelas. Seperti Hablun min Allah, Hablun min Annas dan Hablun min Alam. Ketika mulai berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yaitu pasca  Masa Orientasi Anggota Baru (MAPABA) secara perlahan agenda bersama yang sering dilakukan dapat meningkatkan kecakapan berbicara para anggotanya. Kecakapan dalam berbicara sangat membantu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ketika melakukan proses belajar bersama teman-teman dan tentunya juga bersama dosen. Apalagi setelah mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus bisa menjadi fasilitator yang cakap dan berdedikasi.
Dalam suatu kampus, tidak sedikit mahasiswa yang tidak bergabung di organisasi. Seperti mahasiswa kos-kosan, mahasiswa kupu-kupu dsb. Mahasiswa yang aktif berorganisasi dan tidak berorganisasi tentu sangat tampak perbedaannya. Karena itu, kewajiban Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah mengayomi sahabat dan sahabati non Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) agar mereka mampu mengeksplore diri dalam sebuah pengabdian. Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus peka terhadap informasi-informasi yang ada di kampus, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus peka terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di kampus, PMII harus peduli terhadap kebutuhan warga kampus seperti: mahasiswa, dosen, pegawai dan tentunya juga pimpinan kampus. Tiga hal tersebut tidak boleh luput dari pandangan PMII. PMII ada bukan hanya untuk sekedar existensi, tetapi PMII adalah penggerak yang siap meluncurkan kepeduliannya.
Untuk mewujudkan cita-cita masyarakat, kampus merupakan tempat kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) belajar. Mengelola masyarakat kecil di dalam kampus adalah bekal sederhana bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melatih diri untuk siap terjun ke masyarakat. Karena kampus adalah miniatur negara dan miniatur pembelajaran. Seyogyanya, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus sadar bahwa dirinya adalah kader yang berpegang teguh pada amar ma’ruf nahi munkar. *Sufiyana* (16/042017)

Juara I Lomba Artikel Hari Lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 57 Komisariat Sunan Ampel Kediri.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA SCREENING DILAKSANAKAN SEBELUM PKD?

KEDIRI (rayonpmiialkindy.blogspot.com) Menjelang pelaksanaan Pelatihan Kader Dasar (PKD), Komisariat PMII Sunan Ampel Kediri 23-26 Maret 2017 panitia PKD melakukan screening kepada calon-calon peserta yang salah satunya di sekretariat Rayon PMII Al Kindy pada  kamis, 16 Maret 2017. Anggota Rayon PMII Al Kindy terlihat tegang dalam menjalani proses screening, mengingat terpenuhinya syarat dan ketentuan peserta PKD sangat menentukan kelulusan peserta untuk bisa melanjutkan proses pengkaderan dari MAPABA menuju PKD. Ketegangan mengerjakan ujian tulis *Sufiyana* Lalu mengapa screening dilakukan sebelum pelaksanaan PKD? Padahal 2 tahun terakhir screening dilaksanakan pada saat pelaksanaan PKD. Ketua SC PKD PMII Sunan Ampel Kediri 2016/2017 Sahabat M. Abdul Doni Rozak menjawab rasa penasaran para kader PMII yang sebelumnya pernah mengikuti PKD. “kita mencoba berkaca dari pelaksanaan PKD 2 tahun terakhir, panitia SC kewalahan dalam melakukan screening dan kurang fokus pada PKD, ...

MAPABA 2016 : PERAN PENTING ASWAJA DALAM PMII

KEDIRI (rayonpmiialkindy.blogspot.com) pada hari  ke-3 MAPABA 2016 Setelah jiwa tergugah dengan materi Keindonesiaan dan peserta berkesempatan beistirahat sebentar untuk berbaur dengan teman-temannya, maka kemudian materi Aswaja yang menemani peserta Aula Gedung MWCNU Mojo Kediri. Ahlusunnah Wal Jama'ah (Aswaja) merupakan landasan dasar dalam kerangka berpikir PMII. Sebagai umat beragama Islam sangat penting bagi PMII untuk mempelajari Aswaja. Seperti Nahdatul Ulama (NU) yang juga beridiologi Aswaja, begitu juga dengan PMII yang terbentuknya dilatarbelakangi oleh NU. Suguhan kopi hangat menjadi mendamping yang istimewa *Sufiyana* Alumni Rayon PMII Al Kindy Sahabat Mohammad Arif sebagai  fashilitator materi Aswaja mengatakan bahwa ,ada banyak perdebatan mengenai Aswaja sehingga warga pergerakan harus mempelajarinya agar tidak mudah terdoktrin dengan hal-hal yang berlawanan dengan Aswaja. Alumni Rayon PMII Al Kindy Sahabat Arif sebagai  fashilitator materi Aswaja...

Rayon Al Kindy Melaksanakan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8

KEDIRI (rayonpmiialkindy.logspot.com) 18 Juli 2016 pengurus Rayon Al Kindy dilantik. Sejak itu pula pengurus Rayon Al Kindy berproses di ranah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kemudian, dimulailah pelaksanaan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 yang akan membawa perubahan dalam proses Rayon Al Kindy pada kepengurusan selanjutnya. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 dilaksanakan di Dusun Pluncung, Desa Siman, Kecamatan Kepung tepatnya di rumah Sahabati Sinta Windia alumnus Rayon Al Kindy, 26-28 Mei 2017 dengan tema “ Bangun Tersentak dari Bumiku Subur Demi Terwujudnya Generasi Ulul Albab dalam Estafet Al Kindy yang Lebih Progresif & Inovatif”. Sahabat Anwar sedang menyampaikan motivasi berfikir kritis *Sufi* Pembukaan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 dilaksanakan setelah sholat Tarawih berjamaah, mengingat besok sudah tanggal 1 Ramadhan. Partisipasi dari anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam pelaksanaan Rapat Tahunan Anggota Ray...