Gegar Pendidikan Masa Pandemi
Oleh: Nasrotun Alfiyah
Pandemi Covid-19 yang semakin masif melanda seluruh dunia, membuat
sebagian besar sektor masyarakat termasuk bidang pendidikan terpaksa mengubah
haluan untuk menjajal sistem online. Akibatnya tidak sedikit tenaga pendidik
gentar menghadapi perubahan yang sama sekali tidak terencana dalam agenda dunia
pendidikan sebelumnya. Penggunaan teknologi berbasis online menjadi alternatif
yang dianggap paling efektif sejauh ini. Pembelajaran jarak jauh dipilih guna
menghindari pertemuan secara langsung antara guru dan murid.
Kelompok pendidik yang terlampau cakap dan adaptif dalam menghadapi
perubahan drastis ini hanyalah mereka yang berada di usia milenial. Hal ini
tentu menjadi masalah baru dalam sistem yang sedang diterapkan. Belum lagi
proses daring yang meniadakan tatap muka secara langsung menyebabkan hilangnya
ruh pendidikan karakter. Sedangkan tugas mendidik tidak hanya berhenti pada
memberi soal dan mengisi absensi saja.
Mengaca dari permasalahan yang ada, hendaknya pemerintah membentuk ruang
berserta tim formatur untuk memberikan pelatihan secara berkala sebagai bekal
para pendidik dalam menjajaki platform digital. Dengan dilakukan secara
berkala, diharapkan agar pendidik tidak hanya paham tetapi juga mampu mencari
solusi ketika menghadapi permasalahan teknis dalam sistem daring. Selain itu,
berangkat dari semboyan Ki Hajar Dewantara "Ing ngarso sung tuladha, Ing
madya mangun karsa, Tut wuri hadayani" sudah menjadi keharusan bahwa
keberhasilan pendidikan ini memerlukan dukungan dari banyak pihak termasuk
orang tua sebagai masyarakat terdekat para siswa. Apabila pengawasan oleh guru
tidak lagi mungkin dilakukan dengan jarak jauh, maka orang tua sangat berperan
dalam hal ini. Alih-alih mengharapkan siswa untuk mandiri dalam belajar,
memberikan penyuluhan pada orang tua tentang pentingnya pengawasan pada anak
barangkali bisa menjadi langkah tepat untuk menghidupkan pendidikan karakter.
Praktik pendidikan yang terus berinovasi, sejalan dengan kebutuhan dunia
yang semakin beragam. Sehingga, secara tidak langsung kita dituntut untuk terus
belajar dan mencari solusi. Terlebih dalam bidang pendidikan yang bukan saja
tugas kementrian pendidikan dan kebudayaan saja, melainkan tugas kita seluruh
masyarakat selaku bagian pelajar sejak dalam kandungan hingga liang lahat.
Komentar
Posting Komentar