Langsung ke konten utama

Cerpen

 

Rebellion

By: Karlestein



Di malam yang sangat dingin, terdapat seorang anak kecil yang sedang berlari ditengah hutan. Dia berteriak sembari meminta tolong berharap akan ada seseorang yang menolongnya. Terlihat dari kejauhan, terdapat dua orang yang sedang menghampiri anak kecil tersebut.

“Tolong aku! Tolong sembunyikan aku dari mereka!”

“Tenang. Kau akan aman jika ikut dengan kami.”

            Dua orang tersebut membawa anak kecil itu bersamanya. Mereka membawa anak kecil itu di suatu tempat lebih tepatnya di sebuah markas kecil yang terletak di seberang hutan. Mereka bertiga melewati rute rahasia untuk sampai ke markas lebih cepat. Sesampainya mereka di markas, mereka berdua membawa anak kecil tersebut di sebuah ruang peristirahatan.

“Kau akan aman di sini. Aku Eins. Siapa nama mu?” sembari memberikan secangkir teh hangat kepada anak tersebut.

“Aku Freiheit.”

“Bisa kau ceritakan apa yang sudah terjadi di sana?”

“Desa kami telah diambil alih oleh para petinggi kerajaan. Mereka membuat peraturan seenaknya. Setiap bulannya penduduk desa dituntut untuk membayar pajak sebesar 50 keping emas dan untuk pajak keluar masuk desa sebesar 25 keping emas. Bagi mereka yang tidak sanggup membayarnya, meraka akan dikirim di sebuah tambang dan dipekerjakan secara paksa layaknya budak untuk mencari emas. Kepala desa kami juga telah dibunuh oleh mereka karena sudah menentang peraturan yang telah ditetapkan. Mereka bilang emas itu untuk biaya pembangunan bangunan yang sudah rusak, tetapi aku yakin sekali bahwa emas itu akan mereka simpan untuk diri mereka sendiri dan para bangsawan yang rakus. Aku berharap sistem pemerintahan Kerajaan Avalion akan segera diganti.”

“Itu pasti ulah para mentri yang seenaknya saja!”

“Vier, tenang dulu.”

“Bagaimana aku bisa tenang?! Mendengar kelakuan para mentri bangsat yang sudah kelewatan. Apa kau masih bisa tenang?!” bentak Vier kepada Eins.

“Apa maksudmu para mentri yang melakukan hal keji seperti itu?”

“Apa maksudku? Kau ingin tau anak kecil? Perlu kau ketahui bahwa Kaisar Arthur Avalion sudah meninggal 7 tahun lalu. Tidak ada yang tahu apa penyebab kematiannya. Para mentri hanya memberi tahu kepada para penduduk bahwa Kaisar Arthur meninggal karena penyakit keras. Dan pelantikkan Kaisar yang baru hanya diketahui oleh para penduduk ibu kota kerajaan saja.” Jelasnya

“Lalu, apa yang akan kalian lakukan untuk menyelamatkan teman-temanku? Keluargaku? Dan rakyat jelata sepertiku?” tanya Freiheit kepada Eins dan Vier dengan mata yang penuh harapan.

“Pertama-tama kami akan mengumpulkan beberapa barang bukti, lalu akan memenjarakan para mentri dan para bangsawan yang rakus.” Jawab Eins dengan percaya diri.

Setelah berbincang lama, mereka berdua pun akan melaksanakan rencana yang sudah mereka susun sejak lama. Mereka berdua langsung pergi menuju ruang rapat untuk membahas pelaksanaan rencana tersebut. Mereka akan membuat penasihat kerajaan mengakui semua perbuatan kejinya dan mengirim para mentri dan bangsawan yang rakus kedalam penjara untuk dihukum seumur hidup.

“Maaf sudah membuat kalian menunggu.” Ucap Eins.

“Tidak masalah. Jadi, kapan kita akan melaksanakan rencana yang sudah kita susun?” Tanya Acht.

“Rencana akan kita mulai besok. Seperti yang sudah kita bicarakan, Zwei dan Zwölf akan pergi ke tambang dengan menyamar sebagai prajurit kerajaan. Drei akan menyamar sebagai gelandangan di Ibu Kota Kerajaan. Aku dan Vier akan pergi ke Istana untuk bertemu dengan Kaisar secara diam-diam.”

“Untuk peranku, apakah aku harus jadi gelandangan?”

“Harus. Disaat malam hari para bangsawan rakus itu akan mencari gelandangan yang tidak memiliki rumah. Dan perlu kau ingat, jangan sampai tertipu dengan senyum palsu para bangsawan itu. Aku akan mengirim Sechs dan Sieben untuk mengawasimu untuk berjaga-jaga.”

“Aku tidak yakin bahwa rencana ini akan selesai dalam sehari. Jadi, aku mohon kepada kalian untuk tidak gegabah. Dan yang paling penting, jangan lupa untuk memotret barang bukti.” Lanjut Eins.

***

Keesokan harinya, mereka yang semalam yang berada di ruang rapat langsung pergi untuk menjalankan rencana yang telah mereka susun sejak lama. Zwei dan Zwölf pergi ke tambang dengan mengenakan pakaian prajurit kerajaan untuk mengamati keadaan para rakyat jelata yang berada disana serta mengumpulkan bukti-bukti untuk dipublikasikan. Drei, Sechs, dan Seiben pergi ke bar yang berlokasi di Ibu Kota Kerajaan. Mereka bertiga pergi ke bar pada waktu yang berbeda agar tidak menimbulkan kekecurigaan para penjilat yang berada di Ibu Kota Kerajaan.

Sebelum menemui Kaisar, Eins, Vier, serta Acht pergi menemui ketua resimen sekaligus ketua hakim kerajaan yang bernama Gerechtigkeit. Tujuan mereka untuk menemui Tuan Gerechtigkeit adalah untuk mengatur pertemuan dengan Kaisar secara pribadi serta membekukan para prajurit kerajaan yang berada dibawah kendali para mentri.

Hari mulai gelap. Sechs dan Seiben pergi terlebih dahulu meninggalkan Drei sendirian di bar. Sedangkan Drei masih berada di bar sembari menunggu bar ditutup. Disaat bar akan ditutup, pemilik bar tersebut memberi tahu pada Drei untuk pergi meninggalkan bar tersebut sebelum dia mengusir Drei dengan kasar. Drei memohon kepada pemilik bar tersebut untuk tidur semalaman di tempatnya. Merasa kesal, pemilik bar tersebut akhirnya mengusir paksa Drei untuk pergi dari bar tersebut. Mau tidak mau Drei harus pergi dari bar tersebut dan memilih untuk tidur di jalanan.

Disaat Drei sedang terlelap dalam mimpinya, terdapat seorang wanita yang memakai gaun yang mewah membangunkan Drei. Dan dari kejauhan, Sechs dan Seiben masih memantau Drei. Drei pun terbangun dari tidurnya. Dia terkejut bahwa ada seorang wanita kaya yang menawarkan Drei untuk tidur ditempatnya. Tanpa ragu, Drei pun langsung menerima tawaran tersebut dan pergi bersama wanita itu dengan kendaraan pribadinya. Sechs dan Seiben mengikuti mereka dari belakang.

Sesampainya di sana, Drei terkesan dengan rumah mewahnya. Di sana, Drei diperlakukan dengan ramah dan lemah lembut oleh keluarga wanita itu bahkan Drei langsung diajak ke ruang makan untuk makan bersama-sama sehingga Drei berpikir bahwa tiadak ada yang perlu dicurigai.

Setelah selesai makan, Drei merasa dirinya ngantuk berat dan sebelum sempat untuk menutup matanya ia melihat senyum licik yang ada pada keluarga tersebut. Keluarga tersebut langsung membawa Drei di sebuah ruang bawah tanah yang mana ruangan tersebut terlihat seperti penjara dan ruang penyiksaan.

Sechs dan Seiben tidak tinggal diam, mereka berdua menyusup kedalam rumah tersebut dan membantai semua penjaga yang berada di luar rumah. Mereka berdua juga tidak segan-segan membunuh semua pekerja yang berada di rumah tersebut. Mendengar adanya keributan, kedua orang tua wanita tersebut pergi keatas untuk melihat kondisi rumahnya. Disaat mereka berdua sudah dampai atas, mereka tidak dapat melihat apapun karena listrik yang berada di rumahnya sudah dipadamkan.

Ketika mereka hendak mengecek aliran listrik tiba-tiba mereka ditahan oleh dua orang yang tak lain dan tak bukan adalah Sechs dan Seiben. Mereka berdua menanyakan dimana keberadaan Drei sambil mengancamnya dengan pedang. Dikarenakan mereka sayang dengan nyawa mereka, mereka langsung menunjukkan serta mengantar Sechs dan Seiben di depan pintu ruangan bawah tanah. Sebagai ucapan terima kasih, Sechs dan Seiben langsung mengirim mereka berdua ke neraka dengan pedang yang mereka bawa.

Betapa terkejutnya Sechs dan Seiben ketika mereka berdua memasuki ruangan tersebut. Ruangan itu dipenuhi oleh orang-orang yang tak bersalah yang mengalami luka-luka yang terdapat di tubuh mereka. Setelah ditelusuri, akhirnya mereka berdua menemukan Drei yang hendak disiksa oleh wanita tersebut. Sebelum sempat melakukan penyiksaan, Sechs melempar sebilah pisau kearah wanita tersebut dan tepat mengenai lengan wanita tersebut yang membuat dia berteriak sangat kencang sehingga Drei terbangun dari tidurnya.

Sechs langsung pergi menghampiri Drei, sedangkan Seiben menghampiri wanita tersebut sembari menghunuskan pedangnya pada wanita tersebut.

“Apa yang terjadi?”

“Wanita itu mencoba untuk menyiksamu.” Jawab Sechs.

“Dia berbohong! Aku hanya mencoba untuk menyelamatkanmu!” Teriiak wanita tersebut sambil ketakutan.

“Jika kau ingin menyusul kedua orang tuamu, aku bisa melakukannya sekarang.”

“Jangan bunuh dia, Seiben. Kita membutuhkan dia ‘hidup-hidup.’” Ucap Sechs.

“’Hidup-hidup’? Apa yang telah kalian lakukan kepada keluargaku?!”

“Tidak ada. Mereka hanya ingin melepas beban hidup mereka.” Jawab Sechs sembari melepas ikatan terakhir yang berada ditubuh Drei.

“T-Tunggu dulu. Sebenarnya apa yang telah terjadi? ‘Hidup-hidup’? ‘Melepas beban hidup’? Apa maksudnya?”

“Drei, kau akan mengetahuinya setelah kau 100% terbangun dari tidurmu.” Setelah berkata seperti itu, Sechs langsung menampar wajah Drei dengan keras dan samar-samar Drei mendengat suara lirih “Tolong kami!”, “Bunuh wanita iblis itu!”, “Tolong bebaskan kami!”

Mendengar hal itu, Drei langsung melihat sekeliling dan betapa terkejutnya dia mendapati orang-orang yang tidak bersalah berada di dalam kurungan.

“Diam kalian semua! Memang sudah sepantasnya gelandangan seperti kalian diperlakukan seperti binatang! Kalian pantas untuk disiksa! Pantas untuk mati! Pant-“ Belum selesai berbicara, mulut wanita tersebut disumpal dengan sarung pedang oleh Seiben.

”Kau dengar sendiri kan?”

“Aku tidak percaya.”

“Kau juga mendengarnya kan?! Tuan Gerechtigkeit!” Teriak Sechs.

“Cukup jelas sekali. Pengakuan yang muncul dari wanita ‘iblis’ sehingga aku tidak perlu repot-repot untuk ini.” Ucap Tuan Gerechtigkeit yang entah dari mana datangnya.

Tanpa basa-basi, mereka langsung membawa wanita tersebut untuk ditindak lebih lanjut. Tuan Gerechtigkeit memerintahkan Drei, Sechs, dan Seiben untuk menunggu di Istana Kerajaan.

***

Di malam yang sama, tepatnya di jalan yang sepi perdana mentri beserta dua pengawalnya dicegat oleh seseorang yang memakai pakaian hitam berkerudung yang tak lain dan tak bukan adalah Vier.

“Wah-wah... Coba tebak, siapa yang yang masih berkeliaran tengah malam begini?”

“Sudah lama sekali semenjak kau menuduhku sebagai pembunuh Kaisar Arthur, Grausamkeit.” Ucap Vier sembari membuka kerudun pakaiannya.

“Mana mungkin aku melupakan wajahmu yang sangat menyedihkan, Schicksal Ankämpfen!”

“Berhenti memanggilku dengan sebutan itu! Atau aku-“

“Atau apa? Kau akan mengirimku ke sel kerajaan? Kau tidak mungkin bisa, karena kau tidak memiliki bukti apapun untuk mengungkap kejahatanku.”

“Kejahatanmu sudah terbukti, bahwa kau menyalah gunakan kekuasaanmu. Kau mengambil uang rakyat. Mengambil alih desa orang-orang miskin. Dan juga kau memperbudak orang-orang yang tidak mampu membayar pajak desa yang telah kau buat seenak jidat.”

“Perlu kau ketahui, aku melakukan itu semua karena kepentingan kerajaan.” Ucap Grausamkeit dengan nada meledek.

“Omong kosong! Itu semua kau lakukan karena kau haus akan kekayaan dunia bukan!? Dasar pemerintah tikus got!”

“Dasar rakyat jelata kurang ajar! Tangkap dia!”

“Baik, pak!”

Kedua prajurit itu langsung menuju Vier untuk menahannya, tetapi dengan mudah Vier mampu mengatasi dua prajurit tersebut.

Dirasa kedua prajuritnya sangat tidak becus, Grausamkeit memutuskan untuk melawannya seorang diri. Mereka berdua saling menghunuskan pedang satu sama lain dan pertarungan sengit pun terjadi. Mereka berdua saling berusaha untuk memojokkan salah satu dari mereka. Skill pedang mereka seimbang sehingga sangat sulit untuk mencari celah lawan. Di saat Vier lengah, Grausamkeit mendapat celah untuk menjatuhkan Vier hingga pada akhirnya Vier berhasil dipojokkan oleh Grausamkeit yang menghunuskan pedangnya ke arah Vier.

“Setelah membunuhmu, aku akan membunuh para anggota Rebellion yang lainnya.”

“Bagaima kau bisa tau?”

“Kau telalu meremehkanku Schicksal Ankämpfen. Aku tau semuanya karena aku memiliki mata-mata yang bernama Acht.”

“Acht sialan!”

“Setelah aku berhasil membunuh semua anggota Rebellion, aku akan melanjutkan rencanaku yang selanjutnya dengan mengambil alih militer kerajaan dan mengkudeta Kaisar yang tidak berguna itu kemudian aku akan memimpin Kerajaan ini sesuka hati. Hahahahaha”

“Dasar Iblis!”

“Tidak peduli apa yang kau katakan padaku. Yang penting aku akan membuat rencanaku terwujud. Ada kata-kata terakhir sebelum kau pergi ke neraka?”

“Hanya ingin memastikan saja. Kaisar Arthur meninggal bukan karena penyakit kan?”

“Tentu saja bukan! Kaisar Arthur mati karena ulahku. Aku sudah muak melihat si tua bangka itu! Sehingga pernah terbesit dalam pikiranku untuk menghabisinya melaluimu. Hari dimana kau membawakan hidangan untuk Kaisar Arthur pada pesta kerajaan, aku sudah mencampur racun kedalam makanan tersebut. Sudah, aku tidak ingin berlama-lama disini.”

Di saat Grausamkeit hendak menebas kepala Vier, tindakan Grausamkeit terhenti dikarenakan ia mendengar suara yang tak asing.

“Cukup sampai disitu!”

Betapa terkejutnya Grausamkeit ketika mengetahui bahwa suara itu berasal dari Kaisar Union yang merupakan penerus Kaisar Arthur yang datang dengan Eins beserta Royal Knight lainnya.

“Tidak ku sangka bahwa pelaku pembunuhan ayahku adalah kau.”

“Yang mulia, anda pasti sudah salah dengar.”

“Tidak perlu membuat alasan palsu lagi, Grausamkeit. Semua kejahatanmu sudah terungkap. Kaisar sudah membebaskan para pekerja yang berada di tambang dan orang-orang miskin yang kalian siksa di ruang bawah tanah.” Ucap Acht

“Acht! Berani-beraninya kau menghianatiku!” ucap Grausamkeit dengan nada yang sangat kesal.

“Itulah mengapa, orang-orang memberiku julukan ‘Doppelgesicht’. Aku hanya akan mematuhi yang benar.” Jelas Acht

Tak lama kemudian, Kaisar memberi perintah untuk menahan Grausamkeit dan antek-anteknya untuk diadili di acara persidangan besok. Dan mulai saat ini, Kaisar Union yang akan bertanggung jawab penuh atas kerajaan yang ia pengan. Ia akan memenuhi dan mendengarkan keluhan rakyatnya serta akan memberikan dana pembangunan kepada desa-desa yang tertinggal.

***


Penulis: Moh. Nur Ali Mubarok

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA SCREENING DILAKSANAKAN SEBELUM PKD?

KEDIRI (rayonpmiialkindy.blogspot.com) Menjelang pelaksanaan Pelatihan Kader Dasar (PKD), Komisariat PMII Sunan Ampel Kediri 23-26 Maret 2017 panitia PKD melakukan screening kepada calon-calon peserta yang salah satunya di sekretariat Rayon PMII Al Kindy pada  kamis, 16 Maret 2017. Anggota Rayon PMII Al Kindy terlihat tegang dalam menjalani proses screening, mengingat terpenuhinya syarat dan ketentuan peserta PKD sangat menentukan kelulusan peserta untuk bisa melanjutkan proses pengkaderan dari MAPABA menuju PKD. Ketegangan mengerjakan ujian tulis *Sufiyana* Lalu mengapa screening dilakukan sebelum pelaksanaan PKD? Padahal 2 tahun terakhir screening dilaksanakan pada saat pelaksanaan PKD. Ketua SC PKD PMII Sunan Ampel Kediri 2016/2017 Sahabat M. Abdul Doni Rozak menjawab rasa penasaran para kader PMII yang sebelumnya pernah mengikuti PKD. “kita mencoba berkaca dari pelaksanaan PKD 2 tahun terakhir, panitia SC kewalahan dalam melakukan screening dan kurang fokus pada PKD, ...

MAPABA 2016 : PERAN PENTING ASWAJA DALAM PMII

KEDIRI (rayonpmiialkindy.blogspot.com) pada hari  ke-3 MAPABA 2016 Setelah jiwa tergugah dengan materi Keindonesiaan dan peserta berkesempatan beistirahat sebentar untuk berbaur dengan teman-temannya, maka kemudian materi Aswaja yang menemani peserta Aula Gedung MWCNU Mojo Kediri. Ahlusunnah Wal Jama'ah (Aswaja) merupakan landasan dasar dalam kerangka berpikir PMII. Sebagai umat beragama Islam sangat penting bagi PMII untuk mempelajari Aswaja. Seperti Nahdatul Ulama (NU) yang juga beridiologi Aswaja, begitu juga dengan PMII yang terbentuknya dilatarbelakangi oleh NU. Suguhan kopi hangat menjadi mendamping yang istimewa *Sufiyana* Alumni Rayon PMII Al Kindy Sahabat Mohammad Arif sebagai  fashilitator materi Aswaja mengatakan bahwa ,ada banyak perdebatan mengenai Aswaja sehingga warga pergerakan harus mempelajarinya agar tidak mudah terdoktrin dengan hal-hal yang berlawanan dengan Aswaja. Alumni Rayon PMII Al Kindy Sahabat Arif sebagai  fashilitator materi Aswaja...

Rayon Al Kindy Melaksanakan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8

KEDIRI (rayonpmiialkindy.logspot.com) 18 Juli 2016 pengurus Rayon Al Kindy dilantik. Sejak itu pula pengurus Rayon Al Kindy berproses di ranah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kemudian, dimulailah pelaksanaan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 yang akan membawa perubahan dalam proses Rayon Al Kindy pada kepengurusan selanjutnya. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 dilaksanakan di Dusun Pluncung, Desa Siman, Kecamatan Kepung tepatnya di rumah Sahabati Sinta Windia alumnus Rayon Al Kindy, 26-28 Mei 2017 dengan tema “ Bangun Tersentak dari Bumiku Subur Demi Terwujudnya Generasi Ulul Albab dalam Estafet Al Kindy yang Lebih Progresif & Inovatif”. Sahabat Anwar sedang menyampaikan motivasi berfikir kritis *Sufi* Pembukaan Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke-8 dilaksanakan setelah sholat Tarawih berjamaah, mengingat besok sudah tanggal 1 Ramadhan. Partisipasi dari anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam pelaksanaan Rapat Tahunan Anggota Ray...