Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Opini HAM

  OLIGARKI DALAM LINGKARAN IMPUNITAS  HAM DI INDONESIA   Oleh :   Iskandar Anggota PMII Komisariat Sunan Ampel Kediri, Rayon Al-Kindy e-mail : iskandar.awp@gmail.com     Dalam catatan kecil penulis, kasus-kasus HAM di Indonesia yang melibatkan kaum elit, selalu kandas di meja hijau. Entah   karena kurangnya bukti-bukti persidangan atau karena kekuatan golongan elit yang mampu merubah sebuah keputusan. Kasus Munir, adalah sebuah realita catatan kelam dalam pelanggaran kasus HAM di Indonesia. Kenyataan ini, bak menelan sebuah pengalaman pahit yang dilakukan berkali-kali sampai terbiasa dan akhirnya lupa dengan rasa pahitnya. Pemandangan seperti ini tidak boleh dibiarkan, karena hal ini mampu menyebabakan dikriminasi dan disitegrasi keadilan dalam penegakan hukum di Indonesia. Oligarki tidak boleh dilanggengkan dan Impunitas terhadap HAM harus ditumbangkan. Dari 15 kasus HAM berat masa lalu yang terjadi sejak tahun 1965, baru 3 kasu...

Cerpen

  Rebellion By: Karlestein Di malam yang sangat dingin, terdapat seorang anak kecil yang sedang berlari ditengah hutan. Dia berteriak sembari meminta tolong berharap akan ada seseorang yang menolongnya. Terlihat dari kejauhan, terdapat dua orang yang sedang menghampiri anak kecil tersebut. “Tolong aku! Tolong sembunyikan aku dari mereka!” “Tenang. Kau akan aman jika ikut dengan kami.”             Dua orang tersebut membawa anak kecil itu bersamanya. Mereka membawa anak kecil itu di suatu tempat lebih tepatnya di sebuah markas kecil yang terletak di seberang hutan. Mereka bertiga melewati rute rahasia untuk sampai ke markas lebih cepat. Sesampainya mereka di markas, mereka berdua membawa anak kecil tersebut di sebuah ruang peristirahatan. “Kau akan aman di sini. Aku Eins. Siapa nama mu?” sembari memberikan secangkir teh hangat kepada anak tersebut. “Aku Freiheit.” “Bisa kau ceritakan apa yang sudah terjadi di san...

Poem

 Memanusiakan Manusia Sudah hampir punah Hilang sudah perasaan peduli Tercampur dan terjamah Mementingkan diri sendiri Sang Pembela pun telah tiada Dirampas haknya begitu saja Dibisukan tanpa suara Dihinakan dengan paksa Sudahkan kau? Memanusiakan manusia? Akalmu bukan pelengkap belaka Hatimu bukan dekorasi raga Hidup bukan soal "iya-iya" saja Buka sekedar kata "gapapa" Hidup tentang menghargai setiap nyawa Mendengarkan persepsi yang berbeda-beda Jadilah tangan yang meraih Telinga yang mendengar Jiwa yang penolong Mari memanusiakan manusia Atap Negeri, 10 Desember 2020 Oleh: Ninda Ma'uunatul Munawiroh