KEDIRI
(rayonpmiialkindy.blogspot.com) Salah satu hal yang menarik dari kampus STAIN
Kediri adalah sebuah kantin yang berada di kampus II. Menarik bukan karena
sesuatunya yang wah bagi kalangan mahasiswa. lalu apa yang menarik jika
kebanyakan mahasiswa tidak merasakan kewaahan kantin yang terdiri dari 4
penjual yang berbeda dan menjual beraneka macam makanan untuk dikonsumsi
oleh mahasiswa, dosen dan tentunya juga
pegawai STAIN Kediri.
![]() |
Hanya datang dan berlalu |
banyak diminati mahasiswa tersebut areanya masih sempit, dan lagi jika hujan,
tempat duduk dan juga meja yang disediakan tidak sepenuhnya bisa di pakai.
Banyak mahasiswa menjadikan bagian barat
lantai bawah gedung J tepat di depan Kantin menjadi tempat tongkrongan
mahasiswa akhir-akhir ini. Ada banyak komentar miring mengenai hal tersebut.
Mengapa demikian ?
Tidak mencerminkan mahasiswa yang
baik, begitulah anggapan banyak mahasiswa. Tempat tersebut sudah tidak ada
bedanya dengan kantin. Namun, yang menjadi persoalan adalah ada banyak sampah berserakan
yang dihasilkan oleh mahasiswa yang sering nongkrong. Awalnya hanya mahasiswa
laki-laki saja yang sering nongkrong sambil menikmati makanan, minuman dan juga
rokok. Sekarang ini mahasiswa putri juga sudah mulai menempati area tersebut
untuk sekedar menikmati makanan yang disajikan dari kantin. Yang dipertanyakan
adalah dimana kesadaran mahasiswa? padahal sudah disediakan tempat sampah
tetapi tidak digunakan. Mereka
membiarkan pemilik kantin yang membersihkan sampah-sampah yang mereka hasilkan,
apakan hal tersebut mencerminkan seorang mahasiswa yang sesungguhnya.
Menyampah, begitulah istilah kasarnya.
![]() |
Mahasiswa putri juga sudah mulai aysik nongkrong |
Tim Departement of Pers Rayon PMII Al Kindy
mencoba menelusuri lebih lanjut dan berhasil mewawancarai beberapa mahasiswa
yang kerap menongkrong di area yang seharusnya digunakan sebagai proses
education.
“kita memang sering nongrong di
sini, ya karna kantinnya di bawah gak muat, udah rame banget” terang Mahasiswa
yang diketahui bernama Choirul.
Ok, alasannya memang bisa
diterima, dan alasan tersebut yang menjadi koreksi bagi STAIN Kediri mengenai
tidak memadainya fasilitas, tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa saat ini.
kemudian tim mencoba menanyainya lagi mengenai sampah yang berserakan.
“oh kalau saya tidak melakukan
itu, itu sudah ada tempat sampah kok, memang kebanyakan mahasiswa yang
nongkrong di sini gak mau beresin sampah makannya sendiri. Itu kan butuh
kesadaran” tambahnya dengan raut wajah yang prihatin.
Kebanyakan mahasiswa langsung
berlalu begitu saja tanpa membereskan piring atau gelas yang telah mereka
gunakan dan menyisakan sampah-sampah makanan dan juga rokok, mereka hanya
menikmatinya sambil mengepulkan asap dari rokok-rokok yang mereka hisap.
Setelahnya pemilik kangtinlah yang membereskan semua itu. Di mana tanggung
jawab Mahasiswa?
Akibatnya, mahasiswa yang
melewati area tersebut juga merasa terganggu. Pemandangan yang tidak
menyenangkan. Tak jarang mahasiswa khususnya putri juga berbalik arah, jika
area yang biasa menghubungkan gedung J
menuju gedung K lantai II ramai ditongkrongi mahasiswa yang layaknya warung
kopi.
![]() |
Tempat sampah yang menjadi hiasan lantai |
Tim juga berusaha mewawancarai
beberapa mahasiswa yang sering nongkrong dan meninggalkan sampah-sampah makan
juga puntung rokok. Namun, sebagian hanya meringis tanpa menjawabnya dengan
jelas ketika ditanyai perihal sampah-sampah yang berserakan.
Semua itu terjadi bukan tanpa alasan. Merupakan PR bagi Mahasiswa dan juga STAIN Kediri untuk menciptakan kampus yang kondusif sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Mahasiswa harus ingat ranahnya. Statusnya sebagai mahasiswa tentu membuatnya harus bertanggung jawab terhadap kampusnya. Selain itu menyalahkan STAIN Kediri sebagai penyedia sarana dan prasarana juga bukan merupakan alasan utama mengenai kekacauan yang ada. Dan pejual makanan di kantin tentu sebenarnya tidak menginginkan hal tersebut. Mahasiswalah yang harus berpikir memulai perubahannya. *Sufiyana* (2/12/2016).
Semua itu terjadi bukan tanpa alasan. Merupakan PR bagi Mahasiswa dan juga STAIN Kediri untuk menciptakan kampus yang kondusif sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Mahasiswa harus ingat ranahnya. Statusnya sebagai mahasiswa tentu membuatnya harus bertanggung jawab terhadap kampusnya. Selain itu menyalahkan STAIN Kediri sebagai penyedia sarana dan prasarana juga bukan merupakan alasan utama mengenai kekacauan yang ada. Dan pejual makanan di kantin tentu sebenarnya tidak menginginkan hal tersebut. Mahasiswalah yang harus berpikir memulai perubahannya. *Sufiyana* (2/12/2016).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuscaranya menyampaikan ide begini gimana ya..? untuk STAIN Kediri...
BalasHapusdatang aja ke PK III bagian kemahasiswaan buat audiensi......semua gagsan n idea di sampaikan kebeliau selaku penanggung jawab mahasiswa..........
BalasHapusterserah maw membawa lembaga apa.....atas nama dema atau lpm atau pun PMII sekalian......
BalasHapussetiap gedung jurusan memiliki kantin sendiri
BalasHapus